Welcome to Balikpapan

Thursday 7 July 2011
     Kemarin, Rabu 6 Juli 11 aku tiba di pelabuhan Semayang Balikpapan. Perjalan kali ini adalah kali kedua aku berlibur di kota yang terkenal bersih setelah dua tahun lalu. Pelayaran yang kami tempuh dari pelabuhan Pare-pare berlangsung selama dua puluh jam.
Pelayaran dimulai saat pukul setengan delapan malam. Karena cuaca yang cerah maka perjalanan kami lancar tanpa khawatir akan datangnya badai. Sebelum berangkat aku bisa menikmati sunset yang cukup indah dari atas kapal.
Sunsetnya lumayan indah kan..

Sesaat setelah kapal mulai berlayar, beberapa orang di dekatku terlibat perbincangan ringan yang dimulai dari perkenalan basa basi.
“Kamu mau ke Balikpapan?” tanya seorang lelaki berkumis yang kuperkirakan berusia empat puluhan.
“Iye..” seorang pemudia awal dua puluhan menjawabnya.
“Sekolah di sana?”
“Tidak. Mau kerja di sana.”
“Mau kerja apa?”
“Belum tahu juga. Saya cuma dipanggil sama saudara di sana.”
“Lho, jadi belum tahu mau kerja apa?”
“Iya.”
“Kalo begitu ikut saya saja dek ke Tanjung Pelor di sana saya bisa menjamin pekerjaan untuk kamu. Kamu punya ijazah SMA?”
“Wah, ndak ada tuh pak. Saya ndak sampe tamat di SMA, cuma sampe kelas dua saja trus berhenti. Ndak ada uang.”
“Wah, susah kalo begitu. Kalo kamu tidak punya ijazah palingan cuma bisa jadi buruh harian.”
“Iya sih om..”
“Yah sudah kamu ke Balikpapan saja dulu, nanti kalo belum ada pekerjaan yang jelas kamu hubungi saya. Ini nomer HP saya.”
Merekapun saling bertukar nomer kontak. Dan begitulah perbincangan mereka berlanjut lalu kembali hilang dihempas angin. Mencari pekerjaan di negeri ini memang bukan perkara mudah. Punya ijazah saja belum bisa jadi jaminan. Relasi juga sangat dibutuhkan untuk masalah ini.
***
Perjalanan cukup membosankan ditambah matahari yang terik dan membuat gerah. Beberapa jam kemudian pulau yang dituju sudah nampak meski samar. Aku tak lagi sabar segera tiba. Kurang dari setengah jam kapal bersandar, beberapa penumpang nampak tak sabar lagi.
Dah kelihatan tuh pelabuhannya..
Dah gak sabar tuh.. hihihii..

Kami dijemput di pelabuhan oleh saudara dan langsung menuju daerah Manggar. Jarak tempuh lumayan jauh. Setiba di pusat kota Balikpapan tepatnya saat melewati kantor polisi terlihat sejumlah polisi anti huru hara dengan wajah yang sangat lemah dan capek. Rupanya baru saja terjadi tawuran antara suku yang mendiami pulau ini yakni Suku Dayak yang merupakan suku asli Pulau Kalimantan dan suku Bugis Makassar yang merupakan pendatang namun komunitasnya tak kalah besar dibanding penduduk asli.

0 comments:

Post a Comment