Keringat Demonstran

Saturday 5 February 2011
Suatu sore di warung coto.
Bau semerbak menyeruak tiba-tiba.
Wanginya memenuhi seisi warung yang sesak.

Aku mengendus kemudian.
Mencari sumber bau yang membuatku rileks seketika.
Bau paling harum yang pernah aku cium.
Bau ini tak mungkin dari aroma daging ataupun kuah coto yang bersiap kusantap.

'Yah wangi ini pastilah bau parfum', pikirku.
'Dan pasti mahal tentunya'.

Hidungku terus dan terus mencari wangi itu.
Kutangkap sesosok pria yang menenteng tas.
Kemeja garis-garis yang dikenakannya sangat elok serta celana kain hitam yang rapi.
Sepatunya pun disemir mengkilat.
Pria ini berjalan masuk warung dan duduk pada bangku di hadapanku.
Sejurus kemudian seorang pemuda pun mengekor.

Dan wewangian tadi semakin menusuk hidungku.

Aku mengangguk tersenyum.
'Akhirnya kutemukan juga sumber bau itu', batinku.

Kini di hadapanku terpampang pemandangan yang kontras.
Dua pemuda dengan penampilan berbeda.
Di sebelah kanan tampak pemuda rapi dan bersih.
Bahkan di sore yang gerah hanya ada dua tiga butir keringat di jidatnya.

Pemuda di sebelah kiriku beda lagi.
Tampangnya cumal.
Sekujur tubuhnya bersimbah peluh.
Di lehernya melingkar slayer hitam.
Kaos oblong yang dipakainya pun lusuh.
Celana jeans bolong itu entah berapa minggu tidak ia cuci.

Mereka menunggu pesanan.

Pemuda pertama memegang sebuah folder dan bergumam pasti
'Cukup dengan menjilati direktur itu proposalku akan gol dengan mudah'.

Pemuda kiri juga berkata pada dirinya sendiri sambil menyeka keringat di tubuhnya
'Mungkin ini tampak mustahil. Tapi semoga aksi demo tadi bisa menggugah petinggi negeri ini dan lebih memperhatikan rakyatnya'.

Pesanan datang.
Aku sengaja lambat agar bisa mencium bau itu lebih lama.

Pemuda pertama selesai dan beranjak pergi.
Namun bau itu masih juga menusuk hidungku.

Aku menatap pemuda kiri itu.
'Apa mungkin dia?' tanyaku dalam hati.

Kembali dia menyeka keringat dengan tissue di meja, lalu bangkit pergi.
Bau itu masih menyeruak.
Kuraih tissue bekasnya dan kucium.

Wangi.
 
17 Januari 2010

0 comments:

Post a Comment